Bermula dari Gede
(Oleh: Bogi Triadi (gie_csg@yahoo.com)
Tanggal yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Ya, 15 Mei 2004, tujuh awak TRUST yang beranggotakan Andireza Rohadian (Jaja), Ariyanto (Ari), Bogi Triyadi (Bogi), Bonny Dwifriansyah (Bontel), Budi Supriyantoro (Butor), Febry Mahimza (Febry), dan Mohamad Hidayat (Daye), melakukan pendakian ke puncak Gunung Gede.
Inilah ekspedisi pertama awak Trust ke Gunung. Ide pendakian ini bermula dari obrolan Kang Jaja dengan Ari dan Daye. Mereka bertigalah yang nampaknya mengurus izin pendakian sepekan sebelum naik ke Gunung. Gue (Bogi) adalah orang terakhir kedua yang menyatakan ikut naik ke gunung dengan ketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut. Setelah itu barulah Febri.
Sabtu dipilih sebagai hari pendakian karena hari itu kita baru terbebas dari tugas deadline. Maklum, kita bekerja di sebuah majalah Ekonomi dan Bisnis yang waktu kerjanya baru kelar Sabtu subuh. Sabtu jam 15.00 WIB di kantor, waktu itu masih beralamat di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sudah ada Daye, Kang Jaja, Bonny, Febry, Ari, dan Gue sendiri. Kita masih menunggu kedatangan Butor.
Daye pun coba menelpon. "Dimana Loe?," tanya Daye. Di Lebak Bulus Ye," bentar lagi sampe," jawab Butor.Akhirnya kita pun sepakat menunggu. Namun setelah satu jam menunggu, Butor belum juga datang. Daye pun menelpon lagi. "Dimana?," Daye kembali bertanya. "Bentar lagi, on the way nih," jelas Butor. Dan lagi-lagi kami harus menunggu. Sejam berselang, ternyata orang yang kerap mengenakan topi ini tak kunjung nongol juga batang hidungnya. Daye pun dengan rasa penasaran kembali menelpon. "Gue di rumah Ye ambil tenda, loe jemput gue di Gedung Trakindo," Butor menjawab telepon Daye.
Kontan kami yang sudah hampir 2,5 jam lebih menunggu dibuat Butor kesal. Ternyata dia mengantar anak dan istrinya dulu ke rumah saudara. Dengan perasaan "sedikit" gondok, akhirnya kami berenam plus Arief dan Devi, menjemput Butor di Gedung Trakindo. Di tengah perjalanan keributan kecil sempat terjadi. Bonny merengek-rengek karena tidak ada kamera yang dibawa. Maklum, anak ini adalah banci kamera.
Singkat cerita, Butor dijemput dan perjalanan dilanjutkan ke Gunung Gede. Sekitar satu jam sebelum sampai tujuan, kita mampir sebentar di studio foto untuk membeli kamera dan satu rol film. Kang Jaja "terpaksa" merogoh koceknya untuk memenuhi keinginan Bonny.
Sekitar pukul 11.00 WIB, kami sudah sampai di kaki Gunung Gede. Setelah menurunkan cariel, cuma Bogi dan Daye yang pakai tas ransel biasa, kami mampir ke warung makan sebentar untuk mengisi perut yang keroncongan. Nasi goreng, indomie, plus teh manis dipesan. Menunggu pesanan jadi, Febry dan Bogi membeli kupluk dan sarung tangan di warung sekitar.
Perut pun kenyang dan kami siap mendaki Gunung Gede. Sementara Devi dan Arif kembali ke Jakarta. Tak lupa kami berpesan kepada Arif untuk menjemput jam 11.00 WIB pada hari Senin di lokasi yang sama.
Baru memasuki pintu gerbang Gunung Gede, Ari sudah digoda oleh hal-hal mistis. Kata Ari kepada Daye dan Bogi usai turun dari Gunung Gede, dia melihat gadis-gadis sedang mandi di air terjun yang ada di sebelah kanan jalan. Namun saat itu dia tidak langsung bercerita ke anak-anak, takut membikin heboh nantinya.
Akhirnya kita sampai di pos utama. Sambil mengurus masalah izin pendakian, kami melihat-lihat foto-foto yang ada di pos utama. Ada foto tentang kecelakaan pendaki dan lain sebagainya. Selesai, kami pun mulai mendaki. (bersambung)
1 comment:
emang top banget tim mapala Trust. Hampir seluruh gunung di Pulau Jawa sudah didaki. Bahkan, gunung kembar pun rasanya sudah didaki....
Salut...
Post a Comment