Warga Sekitar Semeru Diminta Waspada
Sumber: Seputar Indonesia, Senin, 26/03/2007

LUMAJANG (SINDO) Hasil pantauan Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menunjukkan, kondisi cuaca di puncak Gunung Semeru sampai kemarin masih sangat buruk.

Hujan lebat disertai angin kencang menjadi dasar Balai TNBTS menetapkan status waspada pada Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Lokasi pengungsian, jika terjadi bencana lahar dingin pun, sudah disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang. Kepala Subbagian Penanggulangan Bencana Alam Pemkab Lumajang Zainul Aini mengatakan,status waspada itu diterapkan untuk mengantisipasi jika terjadi bencana alam akibat aktivitas Gunung Semeru maupun hujan lebat yang bisa mengakibatkan banjir lahar dingin.

”Kami juga menyiapkan lokasilokasi pengungsian bagi warga jika cuaca memang sangat buruk,”kata Zainul saat dihubungi SINDO,kemarin. Sebelumnya, hujan deras dalam tiga hari terakhir mengakibatkan munculnya banjir lahar dingin di kaki Gunung Semeru. Banjir lahar dingin sempat menghancurkan tanggul penangkis dengan kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp160 juta. Lahar dingin Gunung Semeru itu berupa luapan lahar dan material gunung seperti batu, pasir, dan abu yang bercampur air hujan. Derasnya lahar dingin itu memutus jalur transportasi yang menghubungkan Desa Penanggal dan Pasrujambe, Lumajang.

Tidak hanya itu, naiknya volume lahar dingin juga mengakibatkan dua truk terguling dan terseret di lokasi penambangan pasir di Kali Glidik, tepatnya di bawah Jembatan Gantung Dusun Supit, Desa Pronojiwo,Kec Pronojiwo. ”Luapan banjir dingin itu melalui beberapa aliran sungai lahar, antara lain Besuk Sat, Kobogan, Besuk Bang, dan Besuk Kembar di Kec Candipuro,Pasirian, Pasrujambe Tempursari, Pronojiwo, dan Tempeh.Kini warga di sana diminta waspada,”terang Zainul. Menurut laporan Ketua Pos Pengamatan Gunung Semeru awal Maret 2007 Suparno, suhu di puncak Semeru mencapai 22–28 derajat Celsius dan selama bulan Februari lalu terjadi hujan gerimis sebanyak 18 kali.

Untuk kondisi visual yang terjadi di puncak Semeru, dilaporkan kepulan asap putih yang terjadi akibat adanya aktivitas di kawah Semeru mencapai tinggi antara 300–600 meter. Sedangkan api pijar dan guguran awan panas belum pernah terjadi, namun telah terjadi letusan asap sebanyak 107 kali,hujan abu satu kali,dan suara letusan sedang satu kali. Sementara itu,kondisi terakhir di Gunung Bromo, seperti dilaporkan Ketua Pos Pengamatan Gunung Bromo M Syafi’i, cuaca di puncak terjadi hujan gerimis sebanyak 16 kali dengan suhu antara 10–16 derajat Celsius.

Aktivitas gunung, seperti halnya api pijar dari kawah, masih belum tampak, namun asap kawah atau solfatara mencapai ketinggian antara 40–80 meter dari puncak Gunung Bromo. Untuk gempa fremon menerus, masih terekam dengan amplitudo 0,5–52 milimeter. Aktivitas perut Gunung Semeru sendiri dalam beberapa pekan terakhir dilaporkan masih dalam kondisi normal. Menurut Liswanto, salah satu petugas pencatat seismik alat seismograf di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur Candipuro, sejumlah letusan dari kawah gunung tidak sampai menimbulkan gempa. ”Tinggi asap dari kawah gunung tampak normal, yakni sekitar 500 meter dengan warna asap putih kelabu,” terang Liswanto. Dia juga mengatakan, jika dilihat dari pertumbuhan kubah lava gunung setinggi 3.676 m dpl itu juga tidak menampakkan kondisi yang mencurigakan.

Wisata Bromo Masih Buka

Sejak 3 Januari 2007 yang lalu, Kepala Balai TNBTS, Joko Prihatno telah mengeluarkan pengumuman resmi menutup pendakian ke Gunung Semeru, sampai batas waktu yang masih belum bisa ditentukan. Jalur pendakian ke Gunung Semeru tersebut akan kembali dibuka apabila kondisi cuaca yang ada di puncak Semeru sudah membaik dan aman untuk pendakian. Hal tersebut akan ditentukan oleh hasil evaluasi Balai TNBTS dalam pekan ini. Khusus untuk wisata di Gunung Bromo, menurut Kasie Konservasi Wilayah III Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Jusman, sampai saat ini jalur tersebut masih tetap dibuka untuk umum.

Meski demikian, pihaknya telah mengeluarkan imbauan agar para wisatawan tetap waspada. Imbauan itu juga diberlakukan untuk warga masyarakat yang tinggal di sekitar dua gunung berapi di Jawa Timur tersebut. Mereka diminta untuk terus waspada apabila terjadi hujan deras dan angin kencang di puncak gunung. Khusus untuk penduduk yang tinggal di lereng Semeru, yakni di Kec Pronojiwo,Pasirian,dan Candipuro, Kab Lumajang, Balai TNBTS telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat waspada terhadap adanya kemungkinan banjir lahar dingin. ”Tingkat kerawanan untuk terjadinya banjir lahar dingin di tiga kecamatan tersebut sangatlah tinggi, mengingat saat ini di puncak Semeru terdapat tumpukan material dengan volume yang cukup tinggi sehingga apabila terkena hujan deras akan rawan terjadi guguran”terangnya.

Dengan sudah dikeluarkannya surat resmi tentang status waspada di Gunung Semeru dan Bromo tersebut, Jusman menegaskan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh warga di sekitar gunung, utamanya para penambang pasir untuk terus meningkatkan kewaspadaan. Mengenai terjadinya hujan abu di wilayah Malang dan Lumajang pada akhir-akhir ini, dia menjelaskan bahwa hal itu bukan sematamata karena peningkatan aktivitas Gunung Semeru, melainkan juga disebabkan tiupan angin. Jusman menjelaskan, asap putih yang keluar dari kawah Gunung Semeru akan membawa berbagai macam material,seperti abu,pasir, batu, atau bahkan pijaran lahar.

Apabila asap putih tersebut tertiup angin dengan kekuatan tinggi, menurutnya akan terjadi hujan abu, baik di wilayah Malang maupun Lumajang. Radius terjadinya hujan abu sendiri ditentukan oleh arah dan kuatnya tiupan angin yang terjadi di puncak Semeru. ”Apabila tiupan angin mengarah dari timur ke barat, tentu hujan abu akan terjadi di kawasan Malang, sedangkan apabila tiupan angin mengarah sebaliknya, daerah Lumajang yang akan menjadi sasaran hujan abu” terangnya.( p juliatmoko/yuswantoro)

Gunung di Indonesia dan Puncak Tertinggi Dunia
JAWA: -*-Anjasmara (2.277 mdpl)-*- Argapura (3.088 mdpl)-*- Arjuno (3.339 mdpl) -*- Bromo (2.392 mdpl)-*- Bukit Tunggul (2.208 mdpl) -*- Ciremei (3.078 mdpl)-*- Cikuray (2.818 mdpl)-*- Galunggung (2.167 mdpl)-*- Gede (2.958 mdpl)-*- Guntur (2.249 mdpl)-*- Kembar I (3.052 mdpl)-*- Kembar II (3.126 mdpl)-*- Lawu (3.245 mdpl)-*- Semeru (3.676 mdpl)-*- Malabar (2.343 mdpl)-*- Masigit (2.078 mdpl) -*- Merapi (2.911 mdpl)-*- Merbabu (3.145 mdpl)-*- Pangrango (3.019 mdpl)-*- Papandayan (2.665 m)-*- Patuha (2.386 mdpl)-*- Penanggungan (1.653 mdpl)-*- Raung (3.332 mdpl), Salak (2.211 mdpl), Slamet (3.432 mdpl), Sumbing (3.336 mdpl)-*- Sundara (3.150 mdpl)-*- Tangkuban Perahu (2.084 mdpl)-*- Ungaran (2,050 mdpl)-*- Wayang (2.181 mdpl)-*- Welirang (3.156 mdpl)-*- Wilis (2.552 mdpl). SUMATRA:-*-Dempo (3159 mdpl)-*-Kerinci (3.805 mdpl)-*-Sibayak (2.212 mdpl)-*-Pesagi (2.262 mdpl)-*- Singgalang (2.877 mdpl)-*-Marapi (2,891.3 mdpl)-*-Tandikat (2438mdpl)-*-Leuser (3172 mdpl)-*- Perkison (2300 mdpl)-*- BALI: -*-Agung (3.142 mdpl), -*-NTB:-*-Rinjani (3.726 mdpl), NTT: Tambora (2.850 mdpl)-*- 14 PUNCAK GUNUNG TERTINGGI DUNIA: -*-Everest (8.848 mdpl)-*- K2 (8.611m)-*- Kangchenjunga (8.586) -*- Lhotse (8.516 mdpl)-*- Makalu (8.463 mdpl) -*- Dhaulagiri (8.167 mdpl) -*- Manaslu (8.091) -*- Cho Oyu (8.201 mdpl) -*- Nanga Parbat (8.125 mdpl) -*- Annapurna -*- (8.091 mdpl) -*- Gasherbrum I (8.068 mdpl) -*- BRoad Peak (8.047 mdpl) -*- Shisha Pangma (8.046 mdpl) -*- Gasherbrum II mdpl)-*-